Mengenal DDC: Tools di Perpustakaan – 1

Inti dari perpustakaan adalah koleksinya bisa ditemu-kembali (retrieving) dengan cepat. Bisa dibayangkan jika seseorang atau satu lembaga memiliki buku lebih dari seribu judul, lalu membutuhkan satu buku tertentu. Bisa jadi seseorang hanya ingat judul, pengarang atau warna covernya. Tapi tidak ingat di mana letaknya di rak.

Di perpustakaan, buku-buku disimpan sistematis berdasarkan subyeknya. Buku bertema ekonomi akan berdekatan letaknya dengan buku bertema pajak, kapitalisme, keuangan atau perbankan. Buku tentang tumbuhan akan berdekatan dengan buku tentang anggrek, padi, atau tanaman obat. Begitu seterusnya. Jika kita sudah mengetahui subyek utama buku yang dicari kita akan mudah menempatkan buku-buku sejenis dan menemukannya kembali.

Untuk memudahkan pekerjaan mengelompokkan buku berdasar subyeknya kita menggunakan standar klasifikasi yang dikenali oleh pustakawan di seluruh dunia. Kita bisa mengkomunikasikan koleksi perpustakaan dengan menggunakan angka sebagai bahasa universal. Misalnya ketika kita berada di Ukraina, lalu membutuhkan buku tentang hukum pidana (criminal law). Jika perpustakaan tersebut menggunakan DDC sebagai standar klasifikasinya, maka kita akan dengan mudah menemukan buku yang dicari di rak yang memuat buku bernomor 345 (criminal law berdasarkan DDC), meskipun mungkin kita tidak mengerti bahasanya. Namun, jika perpustakaan menggunakan skema klasifikasi lain seperti UDC (Universal Decimal Classification) atau LC (Library of Congress Classification). Pola dan simbol klasifikasinya akan berbeda. Kita tentunya juga bisa mengakses katalog online untuk mendapatkan nomor kelasnya kemudian mencari berdasarkan nomor tersebut di rak. Jadi, nomor klasifikasi sangat penting sebagai alat temu kembali buku tercetak di rak.

Berdasarkan skema klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC) terdapat 10 kelas utama pengelompokkan subyek ilmu pengetahuan. 10 kelas ini bisa dijadikan acuan sederhana dalam menempatkan buku-buku koleksi kita. 10 kelas ini dilambangkan dengan angka mulai dari dari kelas 000 sampai 900. Yaitu:

000 Ilmu komputer, Informasi dan Karya Umum

100 Filsafat dan Psikologi

200 Agama

300 Ilmu Sosial

400 Bahasa

500 Ilmu Pengetahuan Alam

600 Teknologi

700 Seni dan Kesusasteraan

800 Literatur

900 Sejarah dan Geografi

Ke sepuluh kelas tersebut, diperinci lagi menjadi per seratus lalu per seribu. Di perpustakaan besar, nomor dasar subyek ini ditambahkan dengan negara dan bahasa yang diambil dari tabel DDC.

DDC diterbitkan oleh  OCLC (Online Computer Library Center). Bisa didapatkan di toko buku online. Ketika mengecek di www.amazon.com pada Januari 2022, harga satu set DDC edisi 23 adalah 984.99 dollar Amerika, kurang lebih 15 juta rupiah. Terdapat juga DDC versi web yang dirintis oleh OCLC. Bisa cek di http://classify.oclc.org/classify2/. Di situs OCLC kita bisa mendapatkan nomor klasifikasi sesuai dengan buku yang kita pegang dengan memasukkan Nomor ISBN atau ISSN. Bisa juga memasukkan judul/pengarang atau tajuk subyek.

Di Indonesia, ada pustakawan yang mengembangkan e-DDC dalam bahasa Indonesia, yang disebut e-class (dibaca: Ikhlas). Bisa didapatkan dengan menghubungi pembuat aplikasi tersebut. Aplikasi ini bebas digunakan tetapi tidak gratis, hal ini semata-mata untuk menghargai karya pembuat aplikasi ini. Selain itu ada juga buku tercetak dalam bahasa Indonesia yang berisi DDC secara ringkas dan cara menggunakannya. Judulnya: Buku Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey, ditulis oleh Drs. Towa F. Hamakonda, MLS dan J.N.B. Tairas.

Triana Dyah | Pustakawan Daniel S. Lev Law Library |

28 Januari 2022