Konferensi Bibliometrika Indonesia 2023 (KOBAIN 2023) diadakan di kota Semarang, Jawa Tengah pada 27-29 Juli 2023. Diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) dan Komunitas Kongkow Academic Librarians. Bertema Bibliometrika untuk Pemetaan Sains, konferensi ini menghadirkan keynote speakers Profesor Sulistyo Basuki, Heriyanto Ph.D, Profesor Ludo Waltman dan Dr. Yaniasih S.TP., M.P.
Kegiatan hari pertama dibuka oleh Farli Elnumeri S.S., M. Hum selaku Presiden ISIPII dan juga Kepala Perpustakaan Hukum Daniel S. Lev dan Dr. Adi Wijaya pegiat Kongkow Academic Librarians. Dilanjutkan dengan paparan keynote speaker Profesor Sulistyo Basuki dengan materi berjudul Posisi bibliometrika dalam kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi serta perkembangannya di Indonesia, dilanjutkan oleh Kaprodi Ilmu Perpustakaan FIB UNDIP Heriyanto Ph.D, yang mempresentasikan makalah berjudul Bibliometrik sebagai metode penelitian.
Setelah makan siang, peserta menikmati paparan Dr. Adi Wijaya mengenai bibliometrik analisis (BA). BA adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis kinerja penelitian melalui pengukuran jumlah dan karakteristik publikasi ilmiah dan kutipannya. Dilanjutkan presentasi oleh peserta CFP yang makalahnya terpilih untuk dipresentasikan secara virtual melalui Zoom.
Selain pembicara kunci yang membahas kegunaan bibliometrika, konferensi ini juga mengadakan call for papers bertemakan: 1. Metode bibliometrika, 2. Data source bibliometrika, 3. Tools bibliometrika, 4. Integrating bibliometric analysis dan systematic literature review (SLR). Presenter CFP terpilih, mempresentasikan makalahnya secara daring dan memajang posternya selama kegiatan berlangsung.
Dr. Yaniasih dari BRIN menutup acara konferensi di hari pertama dengan memaparkan Riset bibliometrika dan analisis sitasi untuk pemetaan perkembangan ilmu pengetahuan. Pokok pembahasan paparan ini adalah Bibliometrika sebagai riset sekunder; Perkembangan alat dan pengaruhnya dalam perkembangan metode riset berbasis bibliometrika; dan Praktik baik pengungkapan perkembangan bidang keilmuan melalui analisis sitasi.
Kegiatan konferensi dilakukan secara hybrid daring dan luring, hari pertama dihelat di Hotel Horison Inn Antawirya Semarang. Sedangkan kegiatan hari kedua, 28 Juli 2023, diselenggarakan di Kampus FIB Universitas Diponegoro, Tembalang, Semarang. Di hari kedua ini, para partisipan mengikuti workshop bibliometrik analisis. 100 orang peserta dibagi ke dalam dua kelas agar workshop lebih efektif.
Workshop pertama diampu oleh Lis Setyowati M.A (Pustakawan Perpustakaan FT Undip) dan Purwoko M.A. (Pustakawan Perpustakaan FT UGM). Tema workshop sesi pertama adalah Bibliometrika sebagai sumber data bibliografis dengan pokok bahasan: sumber data bibliografis, strategi penelusuran, data cleaning dan formatting. Partisipan diajak untuk mengeksplorasi perkembangan database dari tahun 1964 sampai dengan 2022 dan membandingkan database Lens, Dimensions, Scopus, PubMed, dan IEEE.
Workshop sesi kedua diampu oleh Miswan (Pustakawan Perpustakaan UIN Walisongo Semarang) dan Bayu Indra Pratama (Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan, FIA Universitas Brawijaya) membahas Analisis bibliometrika dan Analisis data jaringan sosial. Analisis bibliometrika yang disampaikan oleh Miswan mencakup konsep bibliometrika, citation analysis, co-citation analysis, bibliographic coupling, co-word analysis, dan co-authorship analysis.
Sedangkan Bayu Indra mendiskusikan Invisible College dengan Menggunakan Analysis Jaringan Sosial: Sebuah Alternatif Metode dalam Bibliometrika. Invisible college adalah istilah yang digunakan untuk merujuk perkumpulan intelektual yang terbangun dari pertautan gagasan diantara skolar-skolar yang memiliki minat yang sama (Paisley, 1972; Schonland, 1959).
Mengapa perlu memahami analisis jaringan sebelum bibliometrika? Bayu Indra menyampaikan begini: “Dalam konteks bibliometrika, analisis jaringan sosial sangat relevan karena dapat menjelaskan terbentuknya fenomena atau peristiwa sosial. Pendekatan ini fokus pada posisi dan kekuatan aktor (seperti penulis atau lembaga) dalam jaringan ilmiah. Dengan pendekatan ini, kita dapat menjawab pertanyaan seperti “dari mana perubahan dilakukan” atau “dari siapa perubahan dimulai” dalam dunia publikasi ilmiah. Studi jaringan sosial juga bermanfaat dalam menganalisis kondisi yang muncul, konflik, dan dinamika yang terjadi dalam komunitas ilmiah. Selain itu, metode ini memungkinkan kita untuk membandingkan aktor dalam jaringan ilmiah atau melakukan perbandingan antara struktur jaringan yang berbeda untuk mendapatkan wawasan lebih mendalam tentang perkembangan dan interaksi di dalam dunia penelitian dan publikasi ilmiah.”
Sesuai dengan Merriam-Webster Dictionary yang mendefinisikan Bibliometrika sebagai penerapan metode statistik untuk mengkaji data bibliografis, bibliometrika berfungsi meringkas sejumlah besar data bibliografi untuk menyajikan keadaan struktur intelektual dan tren yang muncul dari topik atau bidang penelitian. Digunakan apabila cakupan review sangat luas dan ketika dataset terlalu besar untuk review secara manual (satu per satu).
Bibliometrika sangat bermanfaat untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai sebuah topik atau bidang kajian, mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan (knowledge gap), memperoleh ide-ide baru untuk penelitian, dan memposisikan kontribusi yang akan diberikan pada bidang kajian.
Beberapa tools yang populer digunakan untuk melakukan kajian bibliometrika adalah Citespace, Biblioshiny, Publish or Perish (PoP), VOSViewer, dan sebagainya. Dalam rangkaian konferensi ini developer VOSViewer dihadirkan sebagai salah satu keynote speaker.
Prof. Ludo L. Waltman adalah developer VOSViewer dari Leiden University, menyampaikan paparan Bibliometric in the Era of Open Science. Rekaman dari bahasan Prof. Ludo bisa diakses di kanal Youtube Fakultas Ilmu Budaya UNDIP di tautan https://www.youtube.com/watch?v=tejkIdho3TU .
20230810. trianadyah@pshk.or.id