Ada beberapa cara memasuki profesi di bidang hukum, dan saat ini semakin biasa orang memulai karir di bidang itu tanpa memiliki ijasah hukum. Hanya memiliki latar belakang ilmu perpustakaan tanpa latar belakang hukum meski dianggap biasa tetapi hal ini ada kekurangannya. Merujuk pada situs Asosiasi Pustakawan Hukum Amerika (AALL), hanya sekitar sepertiga pustakawan yang memiliki latar belakang ilmu hukum, dan kurang dari 20 persen posisi pustakawan hukum yang mensyaratkan kandidatnya memiliki latar belakang ilmu hukum dan ilmu perpustakaan.
Berikut ini adalah enam tahapan yang bisa diambil oleh Pustakawan di firma hukum dalam rangka memastikan kompetensinya sesaat setelah diterima bekerja.
1. Tentukan area pekerjaan. Langkah pertama adalah memastikan area yang akan didukung. Apa fokus dari area kerja kita? Apakah real estate? Merger perusahaan? Litigasi? Fokus kerja bisa dicek di website dan publikasi terbitannya. Pustakawan disarankan membuat catatan fokus kerja ini.
Kebermanfaatan: ketika Pustakawan paham area pekerjaannya, akan lebih mudah menjelaskan segala sesuatu yang dilakukan terkait pekerjaan ke kolega, supervisor maupun pihak lain.
2. Pelajari kosakata teknis di bidang tersebut. Jika kita memulai pekerjaan tanpa latar belakang hukum, kita akan segera menemui banyaknya kosakata teknis yang berkaitan dengan bidang hukum yang lebih spesifik. Ketika menemui hal tersebut, kita bisa menuliskan dan membuat semacam daftar kosa kata teknis.
Kebermanfaatan: jika kita terus mengembangkan daftar kosakata baru di bidang ini, maka kita bisa punya daftar kosa kata yang memudahkan seluruh proses.
3. Membuat daftar penyedia layanan jasa. Pustakawan wajib mengetahui penyedia layanan jasa sumber-sumber pustaka dan bagaimana penggunaannya, sehingga kita bisa memberi arahan kepada pengguna. Kita juga harus mendaftar penerbit buku yang biasa memasok buku ke lembaga kita dan mencatat narahubungnya.
Kebermanfaatan: Jika kita konsisten mengembangkan list ini dengan cepat kita bisa menguasai sumber-sumber pustakanya.
Berkenaan dengan database dan portal buku digital, pustakawan harus rajin menanyakan ke setiap vendor mengenai penggunaan produknya. Beberapa vendor biasanya menawarkan pelatihan singkat atau malah pelatihan reguler. Hal tersebut merupakan kesempatan yang bagus untuk menguasai sumber-sumber elektronik yang dilanggan.
Pustakawan juga bisa bertanya langsung ke vendor database, atau jika ada penghubung antara vendor dan pengguna, ini tergantung dari kebijakan internal lembaga. Jika menggunakan penghubung maka pustakawan tinggal berusaha mengumpulkan semua informasi yang telah diterima.
4. Pelajari sifat industrinya. Darimana sumber pendapatan lembaga kita? Kita bisa observasi kegiatan lembaga dari setiap pengumuman yang dikeluarkan untuk publik. Kita harus tahu keunikan dan nilai jual firma kita, dan support macam apa yang bisa diberikan oleh perpustakaan. Kita bisa bertanya kepada atasan langsung atau manajer kantor mengenai model bisnis yang dijalankan oleh lembaga kita.
Kebermanfaatan: pustakawan pemula tidak perlu mengetahui industri hukum secara keseluruhan, yang penting diketahui adalah kelebihan firma dan bagaimana peran perpustakaan dalam mencapai tujuan firma hukumnya.
5. Pendidikan tingkat lanjut. Jika kita menjadi pustakawan di firma hukum meski bukan berlatar belakang hukum, mengambil kuliah lanjutan di bidang hukum mungkin tidak diperlukan. Tetapi kemampuan riset hukum sangat dibutuhkan, dan harus menjadi tujuan karir kita.
Berikut ini tips untuk Pustakawan hukum yang ingin meningkatkan karirnya:
- Hadiri paling tidak satu konferensi pengembangan profesional sekali dalam satu tahun.
- Belajar mandiri secara online melalui kursus atau membaca buku.
- Belajar pada ahlinya dan lakukan pertemuan reguler.
Kebermanfaatan: Pustakawan yang bekerja di lawfirm dengan kemampuan standar tidak perlu mengejar gelar sarjana hukum, tetapi tetap harus mengasah kemampuan yang lebih spesifik melalui pengembangan profesional.
6. Network. Berjejaring dengan sesama pustakawan hukum penting untuk tujuan praktis, mengingat sedikitnya pustakawan hukum bila dibandingkan dengan pustakawan sekolah atau pustakawan di perpustakaan umum. Kita bisa mempertimbangkan bergabung dengan organisasi lokal atau nasional, jika ada biaya iuran yang harus dibayar, kita bisa bertanya ke atasan kita apakah ada dana yang disediakan untuk itu. Berjejaring sangat penting jika kita ingin meningkatkan kemampuan profesional kita.
Bergabung dengan APIHI (Asosiasi Pengelola Informasi Hukum Indonesia) merupakan langkah penting pertama bagi pustakawan yang baru bergabung dengan firma hukum. APIHI merupakan organisasi nasional yang anggotanya pustakawan hukum di Indonesia. Saat ini tergabung dalam satu grup percakapan yang isinya sebagian besar bertukar informasi mengenai peraturan perundang-undangan terbaru, yang sebagian besar belum ada di kanal informasi resmi. Meski baru beranggotakan sedikit pustakawan tetapi organisasi ini sangat potensial berkembang.
@trianadyah.p
*Saduran bebas dari artikel Excelling as an entry level law firm librarian oleh Bianca Randall yang dimuat di https://aallspectrum.aallnet.org/html5/reader/production/default.aspx?pubname=&edid=8d60cacd-7b36-4855-9f76-5e8969340583&pnum=22 penutup disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.