Library Acquisition sebagai Cara Pengembangan Koleksi

Library acquisition (akuisisi perpustakaan) menjadi satu aktivitas penting di perpustakaan guna pengembangan koleksi yang merupakan kegiatan sistematis untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Pengembangan koleksi meliputi penyusunan kebijakan seleksi, penilaian kebutuhan pemustaka, analisis koleksi, penyeleksian, dan rencana berbagi sumber dan evaluasi.

Menurut ALA Glossary of Library and Information Science (1983) pengembangan koleksi mencakup penentuan dan koordinasi kebijakan seleksi, menilai kebutuhan pemakai, studi pemakaian koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan pustaka, perencanaan kerjasama sumberdaya koleksi, pemeliharaan koleksi dan penyiangan koleksi perpustakaan. 

Pada Rabu, 12 Oktober 2022 Dedy Effendi, acquisition officer Perpustakaan Nasional Australia perwakilan Indonesia (National Library of Australia – NLA) berkunjung ke Perpustakaan Hukum Daniel S. Lev, dalam rangka pengembangan koleksi di lingkungan NLA. Kegiatan pengembangan koleksi yang dilakukan adalah dengan memperluas perspektif koleksi ke berbagai sektor termasuk terbitan lembaga masyarakat sipil. National Library of Australia terus berkomitmen untuk melengkapi, menyimpan, dan melestarikan terbitan-terbitan lembaga masyarakat sipil di Indonesia sebagai sumber literatur utama bagi generasi mendatang untuk mengetahui perkembangan historis, kondisi sosial dan budaya, serta memahami bagaimana posisi Indonesia dalam konteks dunia modern.

Program Pengadaan Koleksi Indonesia (Indonesian Acquisitions Program) itu sendiri telah dimulai sejak tahun 1970-an melalui kantor perwakilan National Library of Australia yang berada di bawah naungan Kedutaan Besar Australia Jakarta. Selain berfungsi sebagai kantor pengadaan, kantor perwakilan National Library of Australia di Jakarta juga menjalin kerja sama dengan sejumlah badan pemerintah, perpustakaan, penerbit, perguruan tinggi, dan lembaga masyarakat sipil di Indonesia.

National Library of Australia adalah perpustakaan yang berlokasi di Canberra, Australia yang memiliki koleksi buku berbahasa Indonesia terbesar di Australia dan merupakan salah satu perpustakaan dengan koleksi Indonesia kontemporer terbesar di dunia. Kekuatan koleksi yang dimiliki terutama pada bidang politik dan pemerintahan, ilmu-ilmu sosial, ekonomi, hukum, seni dan budaya, di mana saat ini, koleksi tersebut telah mencapai lebih dari 200 ribu judul buku, 5 ribu terbitan berseri, 250 judul surat kabar, serta ribuan mikrofilm dari seluruh provinsi di Indonesia. 

Kendala yang dihadapi dalam kegiatan ini adalah proses bisnis distribusi terbitan lembaga masyarakat sipil di Indonesia belum dapat sepenuhnya memenuhi dan menjangkau pembaca di luar negeri. Adanya fragmentasi terbitan karena faktor geografis dan kondisi lainnya juga menyulitkan dalam pengumpulan terbitan-terbitan tersebut melalui pasar buku nasional. Sehingga perlu menjalin dan menjaga kerjasama yang baik dengan berbagai organisasi masyarakat sipil, penerbitan dan perpustakaan di Indonesia.

@trianadyah